Saturday, June 23

Mengapa Harus Ada Hukuman Mati?

Share on :

Yang namanya hidup itu memang tak akan pernah lepas dari yang namanya kriminal. Pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, dan berbagai macam jenis kejahatan lainnya sudah sering kita dengar dan saksikan di berita. Bahkan, tayangan yang menampilkan kekerasanpun sudah sangat sering dan menjadi bahan tontonan yang menarik. Namun, pernahkah terpikir, bagaimana para pelaku kejahatan mendapat ganjaran dari pemerintah?

Tentu saja, jawabannya "lihat undang-undang". Wah, aturan sebanyak itu?? Hukumannya pun bermacam-macam. Tergantung tingkat kriminal yang seseorang lakukan. Ada hukuman penjara sekian tahun, ada yang sampai seumur hidup(bukan berarti sampai mati), lalu yang paling ditakuti, hukuman mati.

Namun yang ingin saya garis bawahi adalah tentang hukuman mati. Mengapa mesti ada hukuman seperti itu? Bukankah seseorang tidak berhak untuk mencabut nyawa orang lain? Terkadang, orang jahatpun bisa bertobat dan mereka seharusnya memiliki kesempatan untuk berubah. Bagaimana bisa seseorang bertobat jika dia sudah dibunuh. Dan lagi, terkadang cara pembunuhannya tidak manusiawi (namun pada dasarnya tidak ada satu alasanpun yang membuat membunuh manusia itu manusiawi).

Bahkan, saya sempat bingung terhadap response keluarga yang menjadi korban terhadap vonis pen pengadilan yang menjatuhkan hukuman mati kepada sang pelaku. Dengan keputusan seperti itu, mereka mengeluarkan response BAHAGIA. Bukankah hal ini mengerikan? Apa memang pada dasarnya manusia adalah makhluk buas yang senang mendendam? Memang susah untuk dapat emaafkan apa lagi melupakan kejadian pahit seperti itu. Namun, kebahagiaan yang berasal dari penderitaan orang lain (sekalipun penjahat) adalah kebahagiaan yang buas.

Seharusnya, kebahagiaan muncul akibat adanya suka cita dalam hidup. Bukan karena kepuasan akan dendam yang terbalaskan. Bayangkan, jika tiap orang menyimpan dendam dan saling membunuh, maka tidak akan ada damai.
Saya sempat berpikir, apakah orang jahat tidak memiliki kesempatan untuk bertobat? Bukankah setiap manusia (sekalipun penjahat) memiliki kesempatan untuk bertobat, untuk dapat menjadi lebih baik? Alangkah malangnya seseorang yang ingin berubah namun tidak diberikan kesempatan.

Namun, yang lebih parahnya, jika terjadi kesalahan dalam penangkapan dan penjatuhan hukuman. Bayangkan orang yang dijatuhi hukuman tersebut ternyata bukan orang yang bersalah. Saya sempat menemukan pengakuan seseorang tahanan di suatu negara (yang tentunya memiliki aturan hukuman mati), bahwa dia mengaku sebenarnya dia tidak sepantasnya menanggung hukuman itu karena dia tidak bersalah.

Memang, yang namanya kebenaran sulit untuk dibuktikan, namun bisa dibuktikan. Namun proses itu membutuhkan waktu. Tapi bagaimana mungkin proses peradilan dapat menghasilkan keadilan jika mereka (para hakim) terlalu terburu-buru menjatuhkan terpidana dengan hukuman mati. Akan tiba saat ketika mereka menyadari bahwa segala penyidikan mereka salah, dan segalanya berjalan terlalu terlambat. Mereka sudah membunuh orang yang tidak berdosa tersebut. Tidak ada lagi kesempatan, sudah, selesai. Sekalipun itu (hukuman mati) menimpa orang jahat namun tetap saja tidak pantas.

Bahkan, akan sangat mengerikan jadinya. Akhirnya akan ada yang merasa benar ketika membunuh orang lain. Mungkin beberapa dari eksekutor mati ada yang merasa benar membunuh penjahat.

Namun, bukankah hal seperti itu seharusnya tidak terjadi?
Memang terlalu naif untuk mengatakan betapa indah hidup ini jika tiap orang bisa saling memaafkan dan mengampuni. Namun saya yakin, sesuatu yang baik, baik itu yang datang pada diri kita ataupun pada orang lain yang jahat sekalipun, tidak akan ada yang berjalan sia-sia.

0 komentar:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...